Minggu, 12 Oktober 2014
"Dampak Buruk Penggunaan Blackberry di kalangan Masyarakat"
0 komentar Diposting oleh Unknown di 19.47
Dampak
Buruk Penggunaan Blackberry di kalangan Masyarakat
Bismillah
Alhamdulillah... Di zaman era globalisasi yang semakin maju saat ini, banyak
hal yang terus berkembang yang disebabkan atas dasar pemikiran manusia yang
rumit dan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak pernah cukup. Saat ini perunahan
yang paling menonjol adalah terlihat pada semakin berkembangnya teknologi
informasi dan teknologi. yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Kehidupan di
kalangan msyarakat memang tidak pernah lepas dari pergaulan.
Masyarakat
ingin selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman agar tidak dijuluki si
KUPER, atau ketinggalan zaman. Salah satu contoh yang telah menjadi kebutuhan
pokok masyarakat sekarang in adalah Handphone.
Semakin
berkembangnya teknologi informasi, telah memunculkan berbagai macam variasi
handphone. Salah satunya yang paling populer dikalangan masyarakat adalah BlackBerry
Smartphone. Mempunyai telepon genggam yang serba canggih dan pintar memang
sungguh menyenangkan, Berbagai fitur ditawarkan untuk mempermudah
berkomunikasi, mulai dari menelepon, sms, BBM, 3G, Media Social Network dan
lain sebagainya. Namun apa daya dibalik kecanggihan teknologi tersebut ada
beberapa dampak buruk bagi penggunannya, hal ini pun dikemukakan oleh pengguna
sendiri. Di bawah ini adalah Dampak Buruk Penggunaan Blackberry di
kalangan Masyarakat, yaitu:
- BlackBerry dapat membuang waktu sang pengguna dengan fitur BlackBerry Messenger. Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk. Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Sebuah penelitian mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi.
- BlackBerry dapat menimbulkan sindrom
(gila), karena sering tertawa tanpa ada sebab yang jelas.
- Dapat memecah konsentrasi
melakukan aktifitas. Di balik kemudahan yang diberikan, Blackberry
berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang
mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan
cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya
mudah beralih dari satu hal ke hal lain.
- Semakin sering kita menggunakan
BlackBerry, maka semakin sering kita menghambur-hamburkan uang.
- Masyarakat bisa lupa waktu
karena terlalu sering memainkan BlackBerry. Penggunaan Blackberry membentuk
budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan
telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan
hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala
sedang libur.
- BlackBerry dapat menyebabkan
sang pemakai menjadi ANTI SOSIAL, karena pemakai sudah bisa
chatting tanpa harus menemui orang secara langsung.
- Tidak jarang BlackBerry menjadi
penyebab kecelakaan lalu lintas.
Denikian
artikel tentang Dampak Buruk Penggunaan Blackberry di kalangan Masyarakat.
Meskipun perkembangan BlackBerry di Indonesia ini sangatlah pesat, dan belum
lagi dampak buruk dari BlackBerry itu sendiri, saya menyarankan bahwa kita
harus tahu bahwa BlackBerry bukanlah gadget yang digunakan untuk Fantasi dan
gaya-gaya-an semata, melainkan sebagai sarana untuk mencari ilmu pengetahuan
yang belum kita ketahui.
Minggu, 28 September 2014
FARMAKOLOGI UMUM
A. ASPEK-ASPEK
BIOFARMASI
1. Pengertian Biofarmasi
Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan mempelajari pengaruh
- pengaruh pembuatan sediaan farmasi terhadap efek terapeutik obat.
Sekitar tahun 1960 para ahli mulai sadar bahwa efek obat tidak hanya tergantung
pada faktor farmakologi, melainkan juga pada bentuk pemberian dan terutama pada
faktor formulasinya.
Faktor-faktor
formulasi yang dapat merubah efek obat dalam tubuh adalah:
·
Bentuk fisik zat aktif (amorf
atau kristal, kehalusannya)
·
Keadaan kimiawi (ester, garam,
garam kompleks dsbnya)
·
Zat-zat pembantu (zat pengisi,
pelekat, pelicin, pelindung dan sebagainya)
·
Proses teknik yang digunakan
untuk membuat sediaan
Sebelum obat yang diberikan kepada pasien tiba pada tujuannya
dalam tubuh, yaitu tempat kerjanya atau reseptor,
obat harus mengalami beberapa proses. Secara garis besar proses-proses ini
dapat dibagi dalam tiga tingkat yaitu:
·
Fasa biofarmasi
·
Fasa Farmakokinetik
· Fasa Farmakodinamik
Skema
|
|||||||||
FASA BIOFARMASI
|
||||||||
|
||||||||
FASA
FARMAKOKINETIK
|
|||||
|
|||||
FASA FARMAKODINAMIK
Keterangan Skema :
Fasa
Biofarmasi atau Farmasetika adalah fase yang meliputi waktu mulai penggunaan
obat melalui mulut sampai pelepasan zat aktifnya kedalam cairan tubuh. Fase ini
berhubungan dengan ketersediaan farmasi dari zat aktifnya dimana obat siap
diabsorbsi.
Fasa Farmakokinetika adalah fase yang meliputi semua proses
yang dilakukan tubuh, setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri
dari absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Fasa
Farmakodinamika adalah fase dimana obat telah
berinteraksi dengan sisi reseptor dan siap memberikan efek.
Dalam biofarmasi ini kita akan mengenal beberapa istilah yang
berhubungan dengan aspek-aspek yang kita pelajari :
a)
Ketersediaan
farmasi (Farmaceutical Availability)
Adalah ukuran waktu yang
diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk sediaannya dan siap
untuk proses resorpsi. Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk
sediaan dengan urutan sebagai berikut:
Larutan - suspensi - emulsi -
serbuk - kapsul - tablet - enterik coated - long acting.
b)
Ketersediaan
hayati (Biological Availability)
Adalah prosentase obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis
yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya.
c)
Kesetaraan terapeutik (Therapeutical Equivalent)
Adalah syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah kadar zat
berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah. Kesetaraan terapeutik dapat
terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang berbeda dari produksi
suatu pabrik.
d)
Bioassay
dan standardisasi
Bioassay adalah cara menentukan
aktivitas obat dengan menggunakan binatang percobaan
seperti kelinci, tikus, kodok dan lain-lain.
Standarisasi ialah kekuatan obat
yang dinyatakan dalam Satuan Internasional atau IU (International
Unit) yang bersamaan dengan standart-standart internasional biologi dikeluarkan
oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini disimpan di London dan Copenhagen.
Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan, bioassay
mulai ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan biologi dan
selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau miligram.
Obat yang kini masih
distandarisasi secara biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH
(menggunakan tikus), antibiotik polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D,
faktor pembeku darah, preparat-preparat antigen dan antibody, digitalis dan
pirogen.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)