Minggu, 28 September 2014

aspek - aspek biofarmasi

FARMAKOLOGI UMUM                               

                                                     
A.      ASPEK-ASPEK BIOFARMASI

1. Pengertian Biofarmasi
          Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan mempelajari pengaruh - pengaruh pembuatan sediaan farmasi terhadap efek terapeutik obat. Sekitar tahun 1960 para ahli mulai sadar bahwa efek obat tidak hanya tergantung pada faktor farmakologi, melainkan juga pada bentuk pemberian dan terutama pada faktor formulasinya.
          Faktor-faktor formulasi yang dapat merubah efek obat dalam tubuh adalah:
·      Bentuk fisik zat aktif (amorf atau kristal, kehalusannya)
·      Keadaan kimiawi (ester, garam, garam kompleks dsbnya)
·      Zat-zat pembantu (zat pengisi, pelekat, pelicin, pelindung dan sebagainya)
·      Proses teknik yang digunakan untuk membuat sediaan

Sebelum obat yang diberikan kepada pasien tiba pada tujuannya dalam tubuh, yaitu tempat kerjanya atau reseptor, obat harus mengalami beberapa proses. Secara garis besar proses-proses ini dapat dibagi dalam tiga tingkat yaitu:
·      Fasa biofarmasi
·      Fasa Farmakokinetik
·       Fasa Farmakodinamik







Skema
Tablet dengan zat aktif
 








FASA BIOFARMASI
·      Resorpsi
·      Metabolisme
·      Distribusi
·       Ekskresi
 
Obat tersedia untuk bekerja
 






                                          FASA FARMAKOKINETIK
Interaksi dengan reseptor di tempat kerja
 
Efek
 




FASA FARMAKODINAMIK

Keterangan Skema :
Fasa Biofarmasi atau Farmasetika adalah fase yang meliputi waktu mulai penggunaan obat melalui mulut sampai pelepasan zat aktifnya kedalam cairan tubuh. Fase ini berhubungan dengan ketersediaan farmasi dari zat aktifnya dimana obat siap diabsorbsi.
Fasa Farmakokinetika adalah fase yang meliputi semua proses yang dilakukan tubuh, setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri dari absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Fasa Farmakodinamika adalah fase dimana obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor dan siap memberikan efek.
Dalam biofarmasi ini kita akan mengenal beberapa istilah yang berhubungan dengan aspek-aspek yang kita pelajari :
a)             Ketersediaan farmasi  (Farmaceutical Availability)
Adalah ukuran waktu yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk sediaannya dan siap untuk proses resorpsi. Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk sediaan dengan urutan sebagai berikut:
Larutan - suspensi - emulsi - serbuk - kapsul - tablet - enterik coated - long acting.
b)             Ketersediaan hayati (Biological Availability)
Adalah prosentase obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya.
c)             Kesetaraan terapeutik (Therapeutical Equivalent)
Adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah kadar zat berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah. Kesetaraan terapeutik dapat terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang berbeda dari produksi suatu pabrik.
d)             Bioassay dan standardisasi
Bioassay adalah cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan binatang percobaan seperti kelinci, tikus, kodok dan lain-lain.

Standarisasi ialah kekuatan obat yang dinyatakan dalam Satuan Internasional atau IU (International Unit) yang bersamaan dengan standart-standart internasional biologi dikeluarkan oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini disimpan di London dan Copenhagen.

Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan, bioassay mulai ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan biologi dan selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau miligram.

Obat yang kini masih distandarisasi secara biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH (menggunakan tikus), antibiotik polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D, faktor pembeku darah, preparat-preparat antigen dan antibody, digitalis dan pirogen.

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates